Manajemen Borneo FC telah memutuskan untuk memberikan libur kepada para pemainnya selama sepekan menyusul penundaan kompetisi selama 14 hari akibat Tragedi Kanjuruhan. Keputusan ini diambil setelah rapat internal dengan tim pelatih untuk membahas program latihan yang akan dijalankan.
Asisten manajer Pesut Etam, Farid Abubakar, mengungkapkan keputusan tersebut dalam pernyataan kepada media. Farid menjelaskan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada pemantauan terhadap tindakan tim-tim lain yang mengikuti penundaan kompetisi.
"Kami bukannya ikut-ikutan dengan tim lain. Sebab ada pula tim lain yang tetap latihan di saat kompetisi diliburkan. Yang jelas, keputusan meliburkan tim ini atas dasar kesepakatan manajemen dan pelatih," kata Farid.
Beberapa pemain memilih untuk kembali ke daerah asal mereka untuk bertemu keluarga, sementara yang lain tetap tinggal di Kota Tepian. Keputusan ini diambil mengingat situasi yang di luar perkiraan semua pihak, dengan penundaan kompetisi dan kondisi yang menyulitkan akibat Tragedi Kanjuruhan.
"Kita semua berduka atas kasus tersebut. Pemain Borneo FC dan kami dari manajemen pun merasakannya. Makanya kami liburkan pemain, agar pemain bisa menenangkan diri," tambahnya.
Meskipun pemain diberikan libur, tim pelatih tetap memberikan program latihan kepada mereka. Program ini akan diawasi langsung oleh pelatih kepala, Andre Gaspar, untuk memastikan kondisi pemain tetap terjaga.
Farid juga menegaskan bahwa dirinya pribadi tidak mempermasalahkan penundaan kompetisi, menyadari bahwa situasi ini merupakan kejadian luar biasa yang memengaruhi semua elemen sepak bola di Indonesia, termasuk Borneo FC.
"Semua elemen sepak bola di Indonesia saat ini berduka, termasuk Borneo FC dan saya pribadi. Jadi tak benar kalau saya mengatakan kecewa kompetisi ditunda. Ini kejadian luar biasa, jadi semua elemen sepak bola di negeri ini berkabung dan saya pribadi tak pernah mempermasalahkan kompetisi ditunda," tegas Farid.